SELAMAT DATANG DI WEBSITE DESA AENG TABAR KEC. TANJUNG BUMI KAB. BANGKALAN

Jumat, 22 Oktober 2010

Pariwisata



Wisata Religi di Desa Aeng Tabar

            Desa Aeng Taber terkenal dengan wisata religi. Hal ini terbukti dengan banyaknya makam keramat yang biasa disebut Bujuk oleh masyarakat Madura. Ada 44 Bujuk di Desa Aeng Taber. Bujuk-bujuk ini merupakan asal muasal Bujuk-bujuk yang ada di Bangkalan dan Sampang.
Bujuk yang pertama yaitu Bujuk Agung yang ada di dusun Daringan. Bujuk Agung ini adalah makan dari Habib Abu Syakhokh yang berasal dari desa Tarim wilayah negara Yaman.
Bujuk yang kedua yakni Bujuk Bedhung makam dari Habib Abu Syamah yang berasal dari Maruko. Habib Abu Syamah mempunyai menantu yang bernama K.H Abdus Shaleh. K.H Abdus Shaleh mendapat julukan Bindhere Sabher. Dari kata Sabher inilah asal muasal nama dusun Sabreh. Makam K.H Abdus Shaleh ini bernama Bujuk Nyu’un. Menurut Syaihona Holil, Bujuk ini disebut Bujuk Nyu’un karena di Desa Aeng Taber khususnya dusun Sabreh adalah tempat permohonan atau tempat istijabah, serta tanah di Sabreh, tanah di Demangan Bngkalan, tanah di Aceh, dan tanah di Sumatera memiliki bentuk, warna, dan tekstur yang sama.
K.H Abdus Shaleh menikah dan memiliki 4 orang istri. Istri-istri dari K.H Abdus Shaleh  yaitu:
1. Nyai Syarifah Khodijah
2. Nyai Syarifah Maimunah
3. Nyai Syarifah Khotimah
4. Nyai Syaridhon
Bindhere Sabher mempunyai dua putra yaitu Kyai Murokih dan Kyai Seramah. Kyai Murokih mempunyai julukan Bindhere Dul Kallam karena beliau kemana saja selalu membawa pen dan buku. Kyai Murokih mempunyai istri yang berasal dari bangsa jin yang bernama Salma. Kyai Seramah mempunyai dua istri, satu istrinya adalah manusia dan satunya lagi adalah jin. Bujuk-bujuk dari dua putra Bindhere Sabher bernama Bujuk Murokih dan Bujuk Seramah yang terletak di dusun Sabreh.



Kyai Hasan ini adalah tokoh yang mencetak para Ulama’ Sebangkalan. Hasan memiliki 7 orang putra putri. Salah satunya dinikahi oleh Syaihona Holil sebagai istri yang pertama. Istri yang kedua yakni putri dari Sultan Kadirun yang mempunyai dhalem yang sekarang ini menjadi Masjid Jami’ Bangkalan. Mas kawin beliau berupa bibit pohon sawo yang ditanam sendiri dengan posisi terbalik, akarnya di atas sedangkan daunnya di bawah. Sampai sekarang pohon tersebut masih hidup dan terdapat di dusun Sabreh.
 Syaihona Holil memiliki 4 orang putra. Putra yang pertama bernama Kyai Imron. Kyai Imron yang merupakan cucu dari Kyai Hasan ini kemudian menikahi wanita di dusun Sabreh. Kyai Imron dikaruniai dua orang putra kembar yaitu Kyai Amin dan Kyai Ma’mun. Kyai Ma’mun wafat tanpa memiliki ketununan. Sedangkan Kyai Amin memiliki banyak istri. Salah satu putra Kyai Amin yakni mantan Bupati Bangkalan K.H. Fuad Amin. Anak yang kedua yakni K.H. Faruk Amin. K.H. Fuad Amin dan K.H. Faruk Amin adalah saudara seayah namun lain ibu. Keturunan Syaihona Holil dari pihak laki-laki mencetak orang-orang pemerintahan atau orang-orang yang bergelut di dunia politik. Sedangkan dari yang perempuan mencetak ulama’ se-Bangkalan dan Sampang.
            Dari silsilah diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya Dhalem Syaihona Holil yang pertama ada di desa Aeng Taber tepatnya di dusun Sabreh yang namanya Maseng (artinya rumah yang terbuat dari seng). 

            Narasumber: R.A. Faizz Dhalhar 
Interviewer: Haris Kurniawati & Subhan  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar